Kamis, 22 Desember 2011

I'Jaz al-Lughawi dan I'jaz al-Tasyri'i

Posted by Eko 23.52, under | 3 comments


   A.  Pengertian I’jaz al-Qur’an
Dari segi bahasa, kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu. Al-‘ajzu yang secara harfiyah antara lain berarti lemah,tidak mampu, tidak berdaya. Lawan kata dari al-qudroh yang berati sanggup, mampu atau kuasa. I’jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu ini,sejalan dengan firman Allah Swt. dalam surat Al-Maidah ayat 31:
قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ  

Artinya: ”...mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini.” ( QS. Al-maidah : 31).

Renungan di Hari Ibu

Posted by Eko 02.24, under | No comments



Rasulullah Saw bersabda: maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar… maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar… maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar… Lalu para sahabat menjawab ketika itu… tentu saja ya rasulullah…. Kemudian Rasulullah menjawab..yaitu mempersekutukan Allah dan berani kepada orang tua… mau tau kah engkau  dosa yang paling besar… Yaitu mempersekutukan Allah dan berani pada orang tua… mau tau kah engkau  dosa yang paling besar … Yaitu mempersekutukan Allah dan berani pada  orang tua…

Sekarang bayangkan… sudah berapa lama sepanjang hidupmu engkau berani pada orang tuamu… sudah berapa lama sepanjang hidupmu engkau berani membentak ayah ibumu…sudah berapa lama sepanjang hidupmu engkau berani mengeluarkan kata-kata kasar  pada mereka.. sudah berapa lama sepanjang hidupmu engkau hanya bisa membuat air matanya menetes karena kelakuanmu…
Sekarang bayangkan.. bayangkan…seandainya saja engkau mengalami seperti saudara-saudaramu yang ada di aceh…ribuan orang menjadi yatim piatu…dan mereka tidak lagi memiliki ayah dan ibu…karena ayah ibu mereka telah meninggal dunia…
Sekarang…bukankah engkau masih memiliki ayah dan ibu…tapi bayangkan…apa yang engkau lakukan selama ini kepada mereka…bayangkan satu persatu… sebulan yg lalu engkau pernh melakukan dosa apa pada mereka.. setahun yg lalu engkau pernah melakukan dosa apa pada mereka.. bayangkan sepanjang hidupmu apa yang engkau lakukan pada ayah ibumu..bayangkan….bayangkan dosa apa yg engkau lakukan selama ini…  
Bukankah engkau selama 9 bulan berada dikandungan ibundamu… lupakah engkau…lupakah engkau selama 9 bulan selalau dibawa kemanapun ibundamu pergi..lupakah engkau selama 9 bulan ibundamu tak pernah mengeluh ketika membawamu kemapun ia pergi…bayangkan saat..saat itu…betapa berat perjuangan ibundamu… bayangkan….ibundamu mual karena engkau ada di dalamnya….ibundamu tak bisa tidur karena engkau ada di dalamnya… bayangkan..ibundamu tak bisa menghadapkan tubuhnya kebawah karena engkau ada di dalamnya….bahkan ibundamu setiap malam berdoa…ayahmu mengelus perut ibumu dan berkata…
Allah …selamatkan anak ini ya Allah…jadikan anak ini anak yang saleh yang salehah ya Allah..yang berbakti padamu dan cinta padamu  Allah…
setiap malam mereka memohon kepada Allah agar engkau terlahir dengan selamat…
Bayangkan betapa  pengasih penyayangnya ibumu dan ayahmu padamu…
Bayangkan… engkau menangis….menjadi derita mereka…
Bayangkan setelah 9 bulan lamanya engkau berada dikandungan ibundamu… Ibundamupun harus berjuang untuk melahirkanmu, dengan bersimbah darah ibundamu berjuang melahirkanmu…dengan rasa sakit yang teramat sangat ibundamu berjuang melahirkanmu… bahkan dia rela jika dia yang harus meninggal dunia asalkan engkau selamat…bahkan dia berdoa…  Ya Allah.. selamatkan anakku ya Allah… dia tidak berdoa untuknya, tapi berdoa untukmu….berdoa untukmu… Ayahmu pun begitu tegang..ayahmupun memanjatkan do’a kepada Allah…. Bukan ibumu yang di doakantapi engkau… ayahmu berdoa pada Allah… ya Allah selamatkan anakku ya Allah…
Bayangkan…. Lupakah engkau akan hal itu…. Bahkan ketika engkau lahir dengan selamat… merekapun langsung  bersyukur mengucapkan terima kasih Allah…. Engkau berikan kami seorang anak… terima kasih Allah… dan kemudian ibundamu mulai  menghitung jemarimu..dan begitu ibundamu tahu kalau engkau terlahir dengan sempurna, ibundamu kembali bersyukur mengucapkan terima kasih Allah…engkau berikan kami anak yang sempurna...
Kemudian setiap malam engkau menangis…ibundamu pun terbangun dan berkata pada mu… nak..mengapa engkau menangis nak..mari  nak peluk ibu nak… Kemudian ayahmupun terbangun…dan membelai lembut kulitmu dan berkata… ayah bersamamu nak…jangan menangis lagi anakku sayang…
Dan kemudian mereka mulai mengajarimu berjalan…bayangkan siapa yang melajarimu sehingga engkau  bisa berjalan hingga saat ini, karena mereka yang mengajarimu dengan sabar…, dan ketika engkau terjatuh, merekapun merasakan kesakitan…
Dan kemudian mereka mulai mengajarimu berbicara..  kata demi kata..  kalimat demi kalimat mereka ajari padamu dengan penuh kasih sayang… hingga engkau akhirnya bisa berbicara…
Tahun demi tahun dan sekarang engkau sudah menjadi anak yang dewasa, kasih sayang yang  ayah ibumu berikan kepadamu sedemikian rupa tak pernah meminta balas darimu… setelah mereka begitu cinta padamu memberikan kasih sayang dengan penuh ketulusan….
Sekarang…bayangkan apa yang engkau lakukan pada mereka…bayangkan kapan engkau membentak ayah ibumu dengan kata-kata kasar… pantaskah engkau membentak–bentak mereka… pantaskah engkau membentak ibumu yang 9 bulan lamanya mengandungmu dan berjuang untukmu ketika ingin melahirkan… pantaskah engkau membentak ayahmu yang setiap hari pergi pagi pulang malam untukmu karena ingin memberikan yang terbaik untukmu..pantaskah…
Sudah berapa lama engkau lakukan itu…sudah berapa lama engkau bahkan tak pernah membuatnya tertawa…sudah berapa lama engkau setiap hari bahkan sering membentaknya, membantahnya, menyakiti hatinya, bahkan membuat air matanya menetes karena ucapan-ucapanmu, karena kelakuanmu,..  

Jumat, 25 November 2011

MANAJEMEN HUMAS

Posted by Eko 06.35, under | No comments

A.    Pengertian Manajemen Humas
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkakdalam  bahasa  inggridalam  bentuk  kata  kerja  to manage, dengan kata benda managemen dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, managemen diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.[1]

Jumat, 28 Oktober 2011

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Posted by Eko 21.12, under | No comments

 
“Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar  dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Selasa, 27 September 2011

Peran Kepribadian Guru dalam Membentuk Kepribadian Siswa

Posted by Eko 06.48, under | No comments

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya. Karena ada ungkapan yang sering dikatakan “guru digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.[1]   
Karena itu, hal yang paling utama dilakukan guru dalam usaha membentuk kepribadian muridnya menjadi pribadi yang mulia, terlebih dahulu seorang guru harus mampu menjadikan dirinya seorang yang patut ditiru.

Minggu, 14 Agustus 2011

Sikap Memaafkan dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Posted by Eko 19.58, under | No comments


Ada Statetment “Minta maaf itu mudah, tapi memberi maaf itu sulit”. Memang ada benarnya statement tersebut. Tapi kalau menurut saya pribadi sih keduanya sama sulitnya kalau tanpa didasari dengan niat yang tulus untuk berishlah. Sebagai umat manusia tentunya sangat tidak bisa untuk menghindari perbuatan yang salah yang membuat orang lain terluka. Memang tidak enak sekali jika seseorang telah melakukan suatu kesalahan, terlebih lagi tidak meminta maaf. Namun terkadang juga banyak orang yang sudah meminta maaf kepada seseorang namun tidak bisa dimaafkan.  Atau terkadang orang yang dimintain maaf telah memaafkan, namun orang tersebut dalam hati tidak ikhlas, sehingga apa sih arti sebuah kata maaf jika tidak dilandasi keihklasan. Akibatnya tentunya adalah maaf itu akan hampa bagai tak terucap.

Minggu, 19 Juni 2011

Makruh Pekerjaannya, Tapi Wajib Melaksanakannya

Posted by Eko 04.33, under | 2 comments

Pada postingan kali ini saya akan berbagi kepada sobat sekalian tentang permasalahan nazar. Benarkah bernazar itu hukumnya makruh? Sebelum kita memasuki  pokok permasalahan, ada baiknya penulis uraikan terlebih dahulu tentang pengertian nazar itu sendiri.      
“Apabila saya mendapatkan pekerjaan maka gajih pertama yang saya dapat akan saya sumbangkan kepada panti asuhan”.
“Apabila saya lulus dalam UAN bulan ini maka saya akan puasa selama 5 hari”.
“Kalau saya menang dalam pertandingan ini maka saya akan bersedekah kepada 10 orang fakir miskin”

Senin, 13 Juni 2011

Bagaimana Rasulullah Saw. Mendidik Remaja

Posted by Eko 03.01, under | No comments

Ciri perkembangan sekaligus permasalahan yang sering muncul pada remaja adalah berkenaan dengan perkembangan seksualnya. Perkembangan seksual seorang anak biasanya bersamaan dengan perkembangan organ-organ seksual dan jaringan saraf yang sangat penting dalam perkem¬bangan rasionya. Perubahan-perubahan tersebut disertai dengan gejala-gejala khusus dalam tingkah laku yang menuntut perhatian dan pengawasan. Seorang pemuda mulai menginjak jenjang kelaki-lakian dan seorang pemudi mulai menginjak jenjang kewanitaan dengan daya tarik dan misteri-misteri yang mengun¬dang kebingungan dan kegelisahaan. 

Minggu, 10 April 2011

Dalam Mihrab Cinta

Posted by Eko 16.12, under | No comments

Novelet ketiga karya Habiburrahman El Shirazy ini diangkat dari hasil riset kecil  tentang kehidupan mahasiswa pasca sarjana Indonesia yang menempuh studi di Malaysia, khususnya di Universiti Malaya. Jika dua novelet pertama mengambil tempat di kota-kota Indonesia, novelet ini mengambarkan perjalanan anak muda “Zul” yang merantau di Kualalumpur Malaysia.
Kehidupan TKW dan mahasiswa Indonesia dengan menarik disajikan oleh Kang Abik. Kita seolah-olah diajak bertamasya ke luar negeri, melihat kehidupan kualalumpur dan Universiti Malaya melalui novel ini. Cerita yang ketiga ini merupakan yang terpanjang dinarasikan oleh Kang Abik. Lebih dari separuh tebal buku, diperuntukkan untuk mengupas tuntas kehidupan dan perjuangan Ahmad Zul menjadi mahasiswa sambil bekerja di Malaysia.

Kamis, 07 April 2011

Konsep Ilmu Pengetahuan di dalam Islam

Posted by Eko 06.56, under | No comments


Idealnya kehidupan dan prilaku umat Islam merupakan perwujudan dari keagungan dan kebenaran ajaran Islam. Namun dalam kenyataannya terdapat jurang yang lebar antara keduanya. Oleh karena itu kita tidak bisa menilai Islam dari kehidupan dan prestasi para penganutnya. Demikian pula ketika kita hendak melihat bagaimana pandangan Islam tentang ilmu, tidak cukup hanya dengan menilai prestasi umat Islam, apalagi umat Islam saat ini yang sedang terjajah secara keilmuan. Kita harus merujuk langsung ke dua sumber utamanya Islam, yakni Al Qur’an dan Al Hadist. 
Bagaimanakah sebenarnya pandangan Al-Qur’an dan Hadis terhadap ilmu pengetahuan? Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca di sini

Senin, 04 April 2011

Andaikata Aku Bisa Memberi Lebih Banyak Lagi...

Posted by Eko 04.48, under | No comments

Seperti yang telah biasa dilakukan ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, maka Rasulullah SAW mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap            bersabar dan tawakal menerima musibah itu. Terjadilah percakapan antara Rasulullah dan istri almarhum: 
Rasulullah         : “Tidakkah  almarhum  mengucapkan  wasiat sebeluM wafatnya?”.
Istri Alm        : “Saya mendengar  dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”.  
Rasulullah         :    “Apa  yang  dikatakannya?
Istri Alm        :    “Saya  tidak  tahu,  ya  Rasulullah  SAW,  apakah ucapannya  itu  sekedar  rintihan  sebelum  mati,  ataukah  rintihapedih  karena dasyatnya  sakaratul  maut.  Cuma,  ucapannya  memang  sulit  dipahami  lantaran merupakan           kalimat           yang terpotong-potong.”       
Rasulullah         :    “Bagaimana          bunyinya?
Istri Alm         :    “Suami saya mengatakan “Andaikata lebih jauh lagi…andaikata yang masih baru…..andaikata semuanya….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”
Rasulullah       :  (sambil tersenyum) “Sungguh  yang  diucapkan  suamimu  itu  tidak  keliru. Kisahnya  begini.  Pada  suatu  hari  ia  sedang  bergegas  akan  ke  masjid  untuk melaksanakan shalat Jum’at. Di tengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang  membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu ia pun berkata “Andaikan lebih jauh lagi. Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih jauh lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.
Istri Alm          : “Ucapan lainnya ya Rasulullah SAW? (tanya sang istri mulai tertarik).
Rasulullah         :    “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain  yang dipakainya. Maka  ia  mencopot mantelnya  yang  lama,  diberikannya  kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya,  suamimu  melihat  balasan  amal  kebajikannya  itu  sehingga  ia  pun menyesal dan berkata, “Andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.
Istri Alm          :    “Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah SAW? tanya sang istri makin ingin tahu.
Rasulullah   : Dengan sabar Nabi menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan?  Engkamenghidangkan  sepotong  roti  yang  telah  dicampur  dengan daging.  Namun,  tatkala  hendak  dimakannya,  tiba-tiba  seoranmusafir  mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan  menghembuskan  nafasnya,  ia  menyaksikan  betapa  besarnya  pahala  dari amalannya  itu. Karenanya,  ia  pumenyesal  daberkata  “kalau aku  tahbegini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan        kepadanya,     sudapasti     ganjaranku     akan berlipat ganda.
Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas  dari  penilaian  Allah.  Sama  halnya  jika  kita  berbuat  buruk.  Akibatnya  juga menimpa kita sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا 
Artinya: “Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.(Q.S.Al Isra’: 7)