Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.
Penelitian merupakan pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur, dan tertib, baik mengenai prosedurnya maupun dalam proses berpikir tentang materinya. Penelitian sebagai usaha menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran itu dapat berbentuk hasil pemecahan masalah atau pengujian hipotesis, dan mungkin pula berupa pembuktian tentang adanya sesuatu yang semua belum ada, tetapi mungkin ada. Dalam penelitian terdapat berbagai macam metode dan tekhnik penelitian. P
Pada posting tutorial adobe potoshop kali ini kita akan mempelajari bagaimana memanipulasi text menjadi seperti bercahaya.
Pertama Buat file baru dengan warna background hitam dengan ukuran 500 x 100
Pixel:
lalu tambahkan text menggunakan Horizontal Type Tool, ukuran text dan fontnya sesuaikan dengan selera anda.
Selanjutnya layer text (yang ada diatas layer background) di rasterize dengan cara memilih Layer > Resterize > Layer:
Kemudian duplikat layer text menjadi 2 buah, cara klik kanan pada layer text >Duplicate Layer namakan layer pertama tersebut dengan nama Blur 1 dan layer ke dua dengan nama Blur 2,
Selanjutnya pada layer Blur 2, tambahkan motion blur dengan cara memilih Filter > Blur > Motion Blur. Setting property-nya seperti gambar dibawah ini.
Selanjutnya pindah ke layer Blur 1, tambahkan motion blur dengan cara memilih Filter > Blur > Motion Blur. Setting property-nya seperti gambar dibawah ini
maka hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Selanjutnya pilih Images > Mode > Greyscale akan tampil pilihan seperti gambar dibawah ini, maka anda pilih Flatten.
Selanjutnya aktifkan index color dengan cara memimilh Images > Mode> Index Color.
Yang terakhir agar warnanya terlihat menyala seperti api pilih Images > Mode> Color Table pada bagian Table pilih Black Body lalu di OK.
Jadi dech hasil akhirnya seperti gambar di bawah ini
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi ummat muslim, karena dengan ilmu itu kita dapat menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar. Banyak sekali Hadits nabi yang memaparkan tentang kewajiban dan keutamaan ilmu pengetahuan. Namun yang disayangkan, dari sekian banyak hadits-hadits tentang ilmu pengetahuan itu ternyata banyak juga terselip hadits-hadits maudhu' (palsu). bahkan hadits-hadits maudhu' ini sangat populer dipendengaran kita. Yang lebih eronis lagi banyak da'i-da'i yang menggunakan hadits-hadits palsu ini di dalam menjalankan da'wahnya. Padahal Rasulullah Saw. bersabda:
من كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
Artinya: Barangsiapa yang berdusta dengan mengatasnamakan aku, maka siapkanlah tempatnya di neraka.
Hadits di atas sangat jelas sekali melarang bagi kita untuk mengatakan sesuatu (yang bukan hadits) dengan menyandarkan bahwa itu merupakan perkataan nabi (hadits nabi). Jadi kalo itu memang bukan perkataan nabi, jangan lah dikatakan itu dari nabi.
Diantara contoh hadits palsu yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan adalah:
أطلب العلم ولو في الصين
Artinya: “Tuntutlah ilmu itu walau sampai ke negeri Cina”.
Diantara sumber yang menyatakan hadits ini maudhu’ (palsu) yaitu:
Sumber 1: Himpunan Hadis Lemah dan Palsu, Qosim Koho, PT. Bina Ilmu, 2003.
Diriwayatkan oleh Ibnu 'Adiy dalam kitabnya juz II halaman 207, dan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaaru Ashbahaan Juz II halaman 106, oleh Al-Khatiib dalam kitab Taarikhul Baghdaadiy
Hadis ini BATHIL. Bukan ucapan Rasulullah SAW
Semua riwayat melalui jalan : Al-Hasan bin 'Athiyah. Tetapi dalam sanadnya ada rawi yang bernama : Abu 'Aatikah. Dia termasuk rawi yang MATRUK (hadis yang diriwayatkan oleh seorang yang tertuduh dusta baik dalam meriwayatkan hadis ataupun selainnya. Hadis matruk ini seburuk-buruk hadis dla'if 4)
Rawi inilah yang meriwayatkan dengan tambahan WALAU BISHSHIIN
Dilain riwayat ada pula tambahan FARIIDHATUN 'ALAA KULLI MUSLIMIN. Dalam sanadnya ada rawi yang sifat dan keadaannya mendekati derajat dlaif.
Imam Bukhari mengatakan : "Abu 'Atikah yang seorang rawi yang suka meriwayatkan hadis hadis MUNKAR" (sesuatu hadis yang dilawankan dengan hadis lain yang lebih kuat ingatan perawinya. Riwayat yang lebih kuat ingatan perawinya dinamai "MAHFUDH" dan yang menjadi lawannya dinamai "SYADZ". Jika yang SYADZ ini mengandung kelemahan pula, maka dinamai MUNKAR. Sedang yang MAHFUDZ dinamai MA'RUF )
Imam Nasaa-i mengatakan : "Dia adalah rawi yang LAISA BITSIQAH (tidak dapat dipercaya)
Sumber 2: Hadis Hadis Bermasalah, Ali Mustafa Yaqub, Prof., KH., MA.,Pustaka Firdaus,Cet.3, 2005
Rawi dan Sanad
Hadis ini diriwayatkan Ibn ‘Adiy (w356H), Abu Nu’aim (w430H), al-Khatib al-Baghdadi (w463H), Ibn ‘Abd al-Barr (w463H), Ibn Hibban (w254H) dll. Semua menerima hadis tersebut dari al-Hasan bin ‘Atiyah, dari Abu ‘Atikah Tarif bin Sulaiman, dari Anas bin Malik, (dari Nabi SAW).
Kualitas Hadis
Ibnu Hibban mengatakan yang meriwayatkan hadis tsb mengatakan hadis ini bathil la ashla lahu (Batil, palsu, tidak ada dasarnya)
Al-Sakhawi mengulang kembali pernyataan Ibnu Hibban dalam kitabnya.
Sumber kepalsuan hadis adalah rawi Abu ‘Atikah Tarif bin Sulaiman (dalam sumber lain tertulis : Salman).
al-Uqaili, al-Bukhari, al-Nasai dan Abu Hatim sepakat bahwa Abu 'Atikah Tarif bin Sulaiman tidak memiliki kredibitas sebagai rawi hadis.
al Sulaimani mengatakan Abu 'Atikah dikenal sebagai Pemalsu Hadis
Imam Ahmad tidak mengakui ini sebagai Hadis Nabi.
Riwayat-Riwayat Lain
Hadis tersebut ditulis kembali oleh Ibn al-Jauzi dalam kitabnya al-Maudhua'at (Hadis-Hadis Palsu). Kemudian al Suyuti dalam kitabnya al-La'ali al-Mashnu'ah fi al_Ahadits al-Maudhu'ah (sebuah kitab ringkasan dari kitab Ibn al-Juazi ditambah komentar dan tambahan), mengatakan bahwa disamping sanad di atas, hadis tersebut memiliki tiga sanad lain, sbb :
Riwayat Ibn Abd al-Barr dan al-Baihaqi dalam kitab Syu'ab al-Iman, dengan sanad : Ahmad bin 'Abdullah – Maslamah bin al-Qasim – Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim al-Asqalani – 'Ubaidah bin Muhammad al-Firyabi – Sufyan bin 'Uyainah – al-Zuhri – Anas bin Malik – (Nabi SAW).
Riwayat Ibn Karram dalam kitab al-Mizan (Mizan al-I'tidal fi Naqd al-Rijal) karya al-Dzahabi, dengan sanad : Ibn Karram – Ahmad bin Abdullah al-Juwaibari – al-Fadl bin Musa – Muhammad bin 'Amir – Abu Salamah – Abu Hurairah – (Nabi SAW)
Riwayat Ibn Hajar al-'Asqalani dalam kitabnya al-Lisan (Lisan al-Mizan) dengan riwayat sendiri yang berasal dari Ibrahim al-Nakha'i – Anas bin Malik. Ibrahim berkata : "Saya mendengar Hadis itu dari Anas bin Malik.
Kualitas ketiga sanad itu sbb :
Sanad ke-1, menurut Imam al-Dzahabi : "Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim al-Asqalani adalah KADZDZAB (PENDUSTA)"
Sanad ke-2, Ahmad bin Abdullah al-Juwaibari, adalah seorang PEMALSU HADIS.
Sanad ke-3, Ibn Hajar al-Asqalani yang meriwayatkan hadis tersebut mengatakan "Ibrahim al-Nakha'i tidak pernah mendengar apa-apa dari Anas bin Malik". Karena itu al-Nakhai adalah seorang PEMBOHONG.
Kesimpulan
Walaupun hadits ini palsu, bukan berarti menuntut ilmu itu tidak diwajibkan bagi setiap muslim. Karena masih banyak sekali hadits-hadits yang derajatnya sahih yang menganjurkan bagi ummat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan demikian cukuplah bagi kita untuk menggunakan hadis-hadis yang sahih itu untuk dijadikan pegangan, dan hendaknya meninggalkan hadis yang palsu ini.