Sabtu, 21 Januari 2012

Menggapai Cinta dari Siapapun (Bagian I)

Posted by Eko 18.50, under | No comments

Dengan cinta hidup akan indah, dengan cinta hidup jadi lebih berarti, dan dengan cinta dunia terasa lebih berwarna. Tanpa cinta hidup tak akan bahagia, tanpa cinta hidup terasa tak berarti. Karena itulah sudah fitrah manusia yang selalu membutuhkan rasa cinta dari siapapun. Namun bagaimana kah agar kita dicintai oleh siapapun yang ada disekitar kita?

Sebelum kita ingin dicintai oranglain, tentunya kita harus sadar terlebih dahulu bahwa orang lain itu juga memiliki sifat ingin dicintai, selain itu kita harus bisa menempatkan diri kita agar bisa dicintai orang lain. Dengan demikian kita akan selalu berusaha melakukan berbagai cara agar orang lain mencintai dan menerima kita. Bukan hanya itu, mereka bahkan akan mendatangi, menanyakn kabar, dan mencari saat kehilangan kita. Memang mungkin pada awalnya, usaha-usaha kita kearah itu seringkali mengalami kegagalan. Kegagalan itu seringkali terjadi karena faktor kepribadian kita, seperti malu, takut, egois, dan sebagainya.      
Perlu kita ketahui, setiap orang yang kita temui ingin diangap penting, sementara kita cenderung mementingkan diri sendiri. Setiap orang mencintai diri sendiri sekaligus ingin diterima orang lain. Lantas bagaimana agar kita dicintai?
Ibnu Qayyim, penulis kitab Madarij al-Salikin, menjawab pertanyaan ini dengan memberikan kunci rahasia menarik simpati dan cinta orang lain. Ia mengatakan “Saat berinteraksi dengan siapapun dan di manapun, kita perlu memperhatikan dan memastikan agar cara interaksi kita sudah seimbang dengan kemampuan dan tenaga orang lain. Di samping tetap berada dalam rida dan taat kepada Allah, kita tidak perlu menuntut hal-hal yang tidak mungkin atau melebihi kemampuan. Jika kita terusik atau tersinggung akibat ulah orang lain, jangan member reaksi yang sama, atau sikap memusuhi, maafkan saja mereka. Biarkan takdir meneruskan tugasnya.”                
Kasih sayang adalah kunci sakti kebaikan yang membuka pintu-pintu lainnya. Pintu demi pintu akan terbuka hingga pintu persaudaraan, derajat yang paling  agung dalam hubungan manusia, akan terbuka. Untuk itu, mari kita mulai langkah-langkah ini tanpa harus merasa malu atau takut. Siapapun tidak akan menolak uluran persahabatan meski ia tak memiliki wajah yang cukup bersahabat. Pertanyaannya, haruskah kita mengulurkan tangan persahabatan kepada setiap orang yang kita temui? Tentu saja tidak demikian. Tidak berarti kita harus berlalu-lalang di jalan dan taman-taman sembari menebar cinta persahabatan. Kita mulai saja menjalin persahabatan dan persaudaraan di lingkungan terdekat: sanak saudara, rekan kerja, teman sekolah atau kuliah, tetangga, dan lain-lain hingga lingkaran persahabatan dan persaudaraan itu semakin luas. Lalu kita akan menemukan satu komunitas baru. Orang-orang yang mungkin belum pernah terlintas untuk dikenal tiba-tiba datang mencari, ingin bertemu, dan berkenalan dengan kita.
Tapi, diantara sekian banyak manusia, bagaimana cara memilih orang yang patut kita dekati dan kita jadikan sahabat?
Yahya ibn Khalid al-Barmaki menjawab dalam buku mutiaranya, “Jika engkau mencintai seseorang tanpa alasan maka harapkanlah kebakan darinya. Jika engkau membenci seseorang tanpa alasan maka hindarilah kejahatannya.” Cinta adalah anugerah ilahi yang tidak dapat dijabarkan dengan alasan atau sebab apapun. Cinta itu semacam adonan yang terbentuk dari segala sifat terpuji yang Allah ciptakan untuk manusia. Dalam konteks ini Ali bin Abi Thalib r.a. mengatakan, “Hadapilah orang mukmin dengan hatimu, dan hadapilah orang kafir dengan akhlakmu”.
Lalu bagaimanakah langkah-langkah pertama dalam membangun persahabatan? Jawabannya insyaallah pada postingan berikutnya….. J J J Bersambung……

Sumber:
Ahmad Mahmud Faraj, Kayfa Taj’al al-Nas Yuhibbunak; diterjemahkan oleh Shofia Tidjani, Petunjuk Nabi agar Siapa Saja Menyukaimu, Mencintaimu!, (Jakarta: Zaman, 2009)        

0 komentar:

Posting Komentar